Kota Mekkah Macet Total, Tarif Taksi Melonjak

Simbun – Kemacetan panjang mewarnai jalanan Kota Makkah. Hampir semua jalan utama terjadi antrean kendaraan berjam-jam. Pemandangan tersebut terjadi sejak setelah wukuf.

Seusai prosesi wukuf, mabit (menginap) di Muzdalifah, tiga jutaan jamaah tumpah ruah pagi hari hingga malamnya ke Masjidil Haram dan Jumarat. Umumnya jamaah haji Indonesia tidak langsung ke Masjidil Haram untuk tawaf ifadah. Melainkan melakukan melempar jumrah Aqobah.

Membeludaknya jamaah dijadikan ladang bagi para sopir taksi, baik resmi maupun tidak untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya. Mereka menerapkan tarif gila-gilaan kepada jamaah.

Jarak dekat sekalipun dikenakan tarif sedikit mahal. yang ingin pulang dari Masjidil Haram menuju kantor Daker Makkah di King Fahd Road Tunnel juga kena jeratan tarif seenaknya tersebut.

Semua rata-rata menawarkan tarif di atas SAR350 (riyal Arab Saudi). Padahal jarak yang ditempuh kurang dari delapan kilometer. Tarif bisa hitungan rombongan atau per kepala.

Fatalnya lagi banyak jamaah haji yang diturunkan bukan pada lokasi yang disepakati. Di tengah kemacetan jamaah diminta turun dengan membayar tarif yang sama.

Perlu diketahui mulai tanggal 27 Agustus-5 September angkutan Bus Shalawat berhenti beroperasi sementara. Hal ini dikarenakan padatnya jamaah haji di Jumarat dan Masjidil Haram. Sehingga satu-satunya transportasi yang bisa digunakan adalah taksi.

Sumber: sindonews.com