Simbun.com
Banda Aceh – Asap mengepul dari tungku perapian di kedai kopi Solong. Lampu blitz kamera milik wartawan wara-wiri menjepret sosok lelaki berpeci yang sedang meracik kopi. “Breeetttt….” Cairan hitam meluncur dari saringan memenuhi gelas-gelas yang diatur di atas tungku. Laki-laki itu tersenyum lebar seakan-akan memamerkan keahliannya menyaring kopi khas Aceh. Dia adalah Agus Harimurti Yudhoyono sang Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI).
Senin, 13 November 2017 malam. AHY, demikian nama pria itu kini disingkat, bersilaturahmi dengan sejumlah awak media di Banda Aceh. Kegiatan ini merupakan satu dari sejumlah aktivitas AHY selama tiga hari berada di Aceh. “Memang citarasa kopi Aceh khas, dan saya memang penyuka kopi,” kata Agus di awal-awal membuka percakapan dengan awak media.
Agus Harimurti Yudhoyono sebenarnya bukan pertama kali datang ke Aceh. Putra mantan Presiden Indonesia, Soesilo Bambang Yudhoyono ini sebelumnya pernah bertugas di Aceh pada 2002 lalu. Dia pernah menjadi Komandan Tim Khusus (Dan Timsus) di Aceh. Karir militernya kemudian menanjak dan menjadi Komandan Peleton di Batalyon Infanteri Lintas Udara 305/Tengkorak, jajaran Brigif Linud 17 Kostrad yang berpartisipasi dalam Operasi Pemulihan Keamanan di Aceh. Belakangan, Korem Teuku Umar mendirikan media center dan Agus diangkat sebagai Public Information Officer (PIO).
Nama Agus baru dikenal secara luas oleh publik setelah ikut berpartisipasi dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta pada Pilkada 2017 lalu. Kala itu, Agus diusung oleh Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Amanat Nasional.
Pria yang lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1978 lalu ini, awalnya merintis karir di militer setelah lulus di Akademi Militer Magelang. Mayor merupakan pangkat terakhir militer suami dari Annisa Pohan ini. Dia kemudian memilih resign dari militer dan menceburkan diri di dunia politik, saat usianya dinilai masih sangat muda. Agus kemudian mencalonkan diri di bursa Pilkada DKI Jakarta, tetapi gagal terpilih.
Banyak pihak yang menduga maneuver Agus Harimurti Yudhoyono ini adalah skenario politik SBY untuk menghadapi Pilpres 2019. Sementara Pilkada DKI Jakarta diduga hanya sebagai tes popularitas putra sulung SBY tersebut di kalangan publik ibukota. Mengenai hal ini, Agus kepada media di Aceh mengaku sangat dini untuk hal tersebut.
“Saya secara pribadi, berbicara 2019 itu terlalu dini bagi saya. Kepentingan saya adalah berproses menyiapkan diri. Situasi selanjutnya hanya Allah yang menentukan,” kata AHY.
Sumber: Portalsatu.com