Simbun.com
Jakarta – Mungkin sedikit yang mengerti bahwa rampungnya divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI/Freeport), bukan sepenuhnya prestasi Presiden Joko Widodo. Namun ada andil mantan Presiden SBY. Lho kok bisa?
Melalui blog pribadi disway.id, Minggu (23/12/2018), mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menyebut peran sejumlah pemangku kebijakan yang membuat akuisisi PTFI bisa terealisasi. “Tentu, baiknya, saya juga mengirimkan ucapan selamat kepada pak SBY. Yang di zaman beliau menjadikan PT Inalum dikuasai 100 (100%) BUMN,” tutur Dahlan.
Dipaparkan Dahlan, pada 1 November 2013, pemerintahan SBY berhasil mencaplok saham Nippon Asahan Aluminium (NAA). Pemerintah mengambil alih 58,87% saham NAA sekaligus menjadikan seutuhnya Inalum milik Indonesia.
Dana yang dikeluarkan pemerintah mencapai US$556,7 juta, atau ada yang menyebut US$558 juta. Yang jelas masih di bawah penawaran NAA sebesar US$626 juta. “Diambil alih dari Jepang. Dalam posisi perusahaan sangat jaya. Kondisi fisiknya prima. Operasionalnya istimewa. Dan tabungan uang kontannya banyak luar biasa,” tambah Dahlan.
Keberhasilan SBY mengakuisisi 100% saham Inalum ini, disebut Dahlan sebagai cikal bakal berhasilnya akuisisi Freeport di era Joko Widodo. Ya, bisa jadi kalau Inalum masih di tangan Jepang, divestasi Freeport masih terkatung-katung.
“Ibarat ‘kendaraan’, Inalum sudah seperti Land Cruiser. Sanggup diajak menanjak tinggi. Sampai pegunungan Jayawijaya. Membeli Freeport di sana. Inalum yang seperti itu sangat dipercaya. Untuk mencari dana global sekali pun. Empat miliar dolar sekalipun. Untuk membeli saham mayoritas Freeport itu,” papar dia. [in]