Simbun.com
Lhokseumawe – Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Malikussaleh (BEM Unimal), Muslem Hamidi, menilai belum saatnya Pemerintah Aceh membeli pesawat terbang untuk patroli laut dan hutan dengan anggaran 2018. Menurut dia, soal menjaga sumber daya alam (SDA) perairan Aceh, lebih baik jika diberikan bantuan operasional untuk nelayan.
“Kita lihat itu belum saatnya. Sebaiknya pemerintah lebih menggalakkan program-program yang lebih mengena langsung masyarakat, khususnya nelayan. Jika memang untuk menjaga SDA perairan Aceh, alangkah lebih baik jika dana sebesar itu diberikan kepada nelayan guna mencukupi kebutuhan operasional nelayan. Misalkan, bantuan boat dan alat penangkap ikan yang memadai,” ujar Muslem Hamidi dihubungi portalsatu.com, Jumat, 9 Februari 2018.
Menurut Muslem, percuma saja pemerintah fokus terhadap penyelamatan SDA perairan, tapi hasil laut belum bisa dinikmati oleh masyarakat, khususnya nelayan dengan maksimal.
“Kita bisa melihat bagaimana kapasitas nelayan kita dalam menangkap ikan. Selalu kita lihat pihak asing yang menggunakan kapal besar mengambil hasil laut kita, sementara nelayan kita masih menggunakan cara-cara yang terbilang cukup tradisional,” ucap Muslem.
Muslem menilai, rencana pemerintah untuk menjaga SDA di Aceh memang bagus, tapi belum saatnya untuk mengeluarkan anggaran senilai Rp16 miliar keperluan pengadaan dua pesawat patroli laut dan hutan Aceh.
“Kita juga tidak melihat adanya pos anggaran untuk peningkatan kapasitas nelayan dan bantuan alat bagi para nelayan, sehingga menurut kita sebaiknya anggaran itu dianggarkan untuk hal-hal seperti itu saja agar lebih bisa dirasakan langsung para nelayan. Intinya, usulan pembelian pesawat patroli laut dan hutan itu belum saatnya, tapi jika pun tetap dibeli, ya sebaiknya satu sajalah dulu. Kemudian lihat hasilnya, bagaimana ke depan setelah ada pesawat itu,” pungkas Muslem Hamidi.
Sumber: Portalsatu