Kemenperin Kerja Sama Dengan India Di Sektor Industri Makanan

SimbunIndonesia mempunyai modal sumber daya alam yang sangat melimpah, namun masih perlu mengejar perkembangan teknologi terkini dengan belajar dari negara lain,” jelas Kepala BBIA Umar Habson dalam keterangannya, Kamis (24/8).
Dia menambahkan, BBIA menjalin kerja sama litbang dan pengembangan produk dengan India. Juga pertukaran peneliti dan kerja sama bidang lain yang diperlukan untuk peningkatan daya saing industri makanan dan minuman nasional agar lebih kompetitif di tingkat global.

Menteri Industri Pengolahan Makanan India Sadhvi Niranjan Jyoti mengatakan, kunjungannya ke Indonesia khususnya ke BBIA Bogor dalam rangka membuka peluang kerja sama bilateral di bidang litbang industri, terutama sektor makanan. Selain itu juga, untuk mempromosikan acara World Food India (WFI) 2017 yang akan diselenggarakan November mendatang di New Delhi.

“Pasar makanan dan grosir di lndia adalah terbesar keenam di dunia. Tingkat pertumbuhan tahunan sektor pengolahan makanan lndia lebih dari tujuh persen,” jelasnya.

Industri makanan India yang dipasarkan melalui online tumbuh 150 persen pada 2016. Bahkan, lndia menjadi basis produksi diversifikasi terbesar di 42 Mega Food Parks. Pertumbuhan industri makanan India yang signifikan juga dialami di Indonesia. Kemenperin mencatat, industri makanan dan minuman nasional mencatatkan pertumbuhan sebesar 7,19 persen pada triwulan II-2017.

Capaian turut berperan dalam kontribusi manufaktur tersebut terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non migas yang mencapai 34,42 persen atau tertinggi dibandingkan sektor lain.

Untuk nilai ekspor produk makanan dan minuman, termasuk minyak kelapa sawit pada Januari-Juni 2017 mencapai USD 15,4 miliar. Kinerja itu mengalami neraca perdagangan positif dibandingkan dengan impor produk makanan dan minuman pada periode yang sama sebesar USD 4,8 miliar.[rmol]