Simbun.com
Jakarta – Kapal riset Marion Dufresne untuk pertama kalinya berada di Jakarta. Kapal yang peruntukannya pembelajaran dan pelatihan ini akan berada di Tanah Air selama 35 hari.
Keberadaan kapal riset Marion Dufresne ini adalah hasil kerjasama LIPI, Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) dari Prancis dan Earth Observatory of Singapore (EOS) Nanyang Technological University dari Singapura yang bernama Marine Investigation of Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake (MIRAGE).
Hari ini (25/9/2017) kapal akan berangkat menuju Sabang. Namun kemarin (24/9), kapal ini membuka tur saat berlabuh di Jakarta International Container Terminal (JICT). Tur dilakukan bersama tim dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institute Francais Indonesia (IFI), Kedutaan Besar Prancis, Badan Informasi Geospasial (BIG), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Tur kapal dimulai pada pukul 15.45 WIB. Rombongan dibagi menjadi 2 kloter, dengan rombongan pertama dipandu langsung oleh kapten kapal Marion Dufresne, Capt Florent Landreau. Sebagai kapten, dia menyebut harus memenuhi kebutuhan penumpang kapal, termasuk para ilmuwan yang sedang meneliti menggunakan kapalnya.
“Tergantung apa yang mereka cari. Kami mendiskusikan semuanya bersama. Saya memberikan peralatan terbaik untuk mengumpulkan data,” ujar Florent Landreu di JICT, dilansir dari detik.com, Minggu (24/9).
Dalam tur tersebut bagian pertama yang dilihat dari kapal berusia 21 tahun ini adalah ruangan tabung sampel air yang bisa menyentuh sampai ke dalaman 6000 meter. Selanjutnya rombongan dibawa ke dalam conference roomcyang tampak seperti bioskop dan berkapasitas hingga 40 orang. Saat di dalamnya, Landreau menjelaskan jika kapal riset ini tidak bisa ke benua Antartika.
“Kapal ini tidak dirancang atau terdaftar untuk pergi ke kutub,” katanya.
Kapal riset yang berkapasitas 161 orang dengan panjang 120,50 meter ini memiliki ruangan besar dipenuhi layar yang biasa disebut ‘the home’ oleh para ilmuwan yang berada di sana. Operation room inilah yang dipakai untuk rapat dan diskusi berbagai hal selama proses riset berlangsung. Biasanya riset yang dilakukan berkaitan dengan geosains kelautan, biologi kelautan, oseanografi, serta fisika dan kimia kelautan.
Selanjutnya ada pula processing room yang merupakan ruangan sebelum pengolahan data di operation room. Sebagai ruangan pengolah data mentah, operation room berada di sisi luar kapal. Terakhir, rombongan menuju ke navigation room atau ruang kendali kapal yang didominasi warna merah. Salah satu keunggulan fasilitas kapal berkecapatan rata-rata 13 knots ini adalah kemampuan kontrol otomatis jika keadaan genting.
Dalam pemberhentiannya di Jakarta ini, kapal riset Marion Dufresne juga menjemput 51 orang ilmuwan dan teknisi. 41 Dari mereka merupakan Warga Negara Asing, dan 9 lainnya adalah Warga Negara Indonesia. Ada pula 15 orang mahasiswa Indonesia dan asing yang merupakan peserta ASEAN – IOC WESTPAC Floating Summer School.