Gunung Lokasi Tes Nuklir Terbaru Korut Berisiko Runtuh

Simbun.com

Beijing – Gunung di Punggye-ri di mana Korea Utara (Korut) menguji coba senjata nuklir terbarunya berisiko runtuh. Peringatan berbahaya ini disampaikan para pakar China yang mengukur gelombang kejut akibat ledakan tes senjata nuklir jenis bom hidrogen pada hari Minggu lalu.

Selain berpotensi meruntuhkan gunung, bahaya lainnya adalah bocornya radiasi nuklir ke atmosfer bumi.

Para ilmuwan dari laboratorium fisika seismik dan bumi di Universitas Sains dan Teknologi China di Hefei, Provinsi Anhu, percaya bahwa tes terbaru dari senjata nuklir rezim Kim Jong-un dilakukan di bawah sebuah gunung di situs uji coba nuklir Punggye-ri.

Pemimpin kelompok ilmuwan, Wen Lianxing—seorang ahli geofisika—percaya bahwamargin of error untuk prediksi mereka tidak lebih dari 100 meter,  dengan mengutip data yang dikumpulkan di lebih dari 100 lokasi pemantauan gempa.

Kumpulan data tersebut termasuk gempa yang tercatat delapan menit setelah uji coba senjata nuklir pada hari Minggu.

Menurut tim Wen, energi yang dikeluarkan dalam tes senjata nuklir tersebut sekitar 108,3 kiloton TNT, atau 7,8 kali dari energi yang dikeluarkan oleh bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945. Ini jauh melampaui kekuatan semua bom nuklir sebelumnya yang diuji coba oleh Pyongyang.

Sedangkan tim ilmuwan di Norwegia memperkirakan bom hidrogen yang diuji coba rezim Kim Jong-un tersebut 10 kali lebih besar dari bom Hiroshima.

Temuan tim China, jika akurat, bisa berarti bencana lingkungan besar sedang dalam perjalanan. Ketua Masyarakat Nuklir China yang juga peneliti program senjata nuklir Beijing, Wang Naiyan, juga menyampaikan peringatan serupa.

Menurut Wang, selain gunung akan runtuh, juga akan memunculkan lubang yang melepaskan radiasi nuklir ke seluruh wilayah.

”Kami menyebutnya ‘melepaskan atap’. Jika gunung ambruk dan lubang terbuka, ia akan mengeluarkan banyak hal buruk,” ujar Wang, seperti dikutip dari South China Morning Post, Rabu (6/9/2017).

Wang mengatakan keparahan situasi tergantung pada tempat Korea Utara menempatkan bom tersebut.

”Jika bom ditanam di dasar terowongan yang di jalur vertikal, ledakan tersebut akan mengurangi kerusakan,” katanya.

Namun, skenario seperti itu tidak mungkin, karena terowongan semacam itu mahal dan sulit dibangun. Jauh lebih mudah, kata Wang, untuk membangun terowongan horizontal ke jantung gunung yang meningkatkan risiko “melepaskan atap” gunung.

”Bom 100 kiloton adalah bom yang relatif besar. Pemerintah Korea Utara harus menghentikan tes karena mereka menimbulkan ancaman besar, tidak hanya bagi Korea Utara tapi juga ke negara lain, terutama China,” katanya.

Sumber: sindo