Simbun – NATO menuding Rusia telah “merongrong stabilitas dan keamanan di Eropa” lewat “perilaku agresif”. Pandangan ini diungkapkan kepala NATO Jens Stoltenberg.
“Kita telah bekerjasama secara aktif untuk menguatkan kemitraan strategis dengan Rusia,” kata Jens dalam pertemuan yang membahas tentang pertahanan dan keamanan di Italia, pada Kamis (24/8) sebagaimana dilansir AFP, Jumat (25/8/2017).
“Namun demikian, perangai agresif Rusia telah merongrong stabilitas dan keamanan di Eropa,” sambung Jens.
Serangan 2014 dari kekuatan pro-Rusia ke Ukraina timur dan aneksasi Rusia ke Krimea telah menciptakan ketegangan dengan negara Eropa Barat. NATO telah menyokong keberadaannya di negara-negara Eropa Timur yang sekarang bersekutu namun yang dulu juga pernah dikuasai Moskow.
Stoltenberg menyebut aksi Rusia itu sebagai “aneksasi ilegal terhadap Krimea”, “yang pertama sejak Perang Dunia II, sebuah negara Eropa mengambil wilayah negara lain dengan kekuatan tempur.”
“Rusia melanjutkan untuk mendestabilisasi Ukraina Timur. Konflik ini membuat hampir 10 ribu orang Ukraina tewas dan ini telah mengubah konteks keamanan secara luar biasa,” kata dia.
Namun kepala NATO tak mencari konfrontasi dengan Rusia. Dia masih percaya pada kekuatan dialog untuk menyelesaikan masalah. Sekutu telah mengerahkan batalyon multinasional ke Estonia, Latvia, Lituania, dan Polandia saat NATO mencoba meyakinkan mereka bahwa mereka tak akan terabaikan dalam setiap krisis.
Sumber: detik.com